Saat itu baru lewat tengah hari di musim panas yang menyengat di Mesir. Hussein Hussaout, Baksheesh – putranya yang berusia dua belas tahun – serta Effendi – anjing mereka – berkemah di gurun sekitar tiga puluh dua kilometer di selatan Kairo. Seperti biasa, secara illegal mereka menggali untuk mencari artefak bersejarah yang bias dijual di toko mereka. Tak ada yang bergerak di gurun itu selain seekor ular, kumbang tahi, dan kalajengking kecil. Di kejauhan, seekor keledai sedang menarik gerobak kayu yang penuh dimuati daun palem. Selain itu semua, hanya kesunyian dan keheningan yang membakar. Wisatawan biasa takkan membayarngkan bahwa tempat yang tandus ini adalah bagian dari situs arkeologi terbesar di Mesir. [download]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar