Laman

Rabu, 01 Juni 2011

Canda Ala Sufi


 By: Nashirudin

Dalam dunia lawak, kelucuan sering diidentikkan dengan kepandiran. Pabila seseorang bertindak bodoh, konyol, dan berani melakukan hal-hal yang dianggap tabu, maka orang-orang akan mencapnya sebagai pelawak yang sesungguhnya. Apalagi, kalau dia juga mau mengenakan pakaian yang aneh, kedodoran, penuh warna, nyentrik, dan Iain-lain. Pendeknya, mengumpulkan segala sesuatu yang cenderung dibuat-buat...Benar, antara dunia lelucon dengan dunia filsafat, misalnya, terdapat jurang dalam dan terjal yang tak mungkin dijembatani. Yang pertama terlalu naif, dangkal, sepele, dan tak bermakna, sementara yang kedua cenderung serius, mendalam, universal, dan penuh makna.
Demikian pula antara dunia lawak dengan dunia hikmah (kebijaksanaan para arif), misalnya. Yang pertama bersifat duniawi, profan, melalaikan, dan Iain-lain, sementara yang kedua bersifat ilahiah, sakral, mengingatkan pada kematian dan Iain-lain. Ya, antara dunia "tertawa" dengan dunia "serius" terdapat pertentangan tajam yang tak mungkin dirujukkan. [download]

Format : Ebook.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar